Selasa, 01 Oktober 2013

Komjen Pol Sutarman Sangat Tepat Gantikan Timur Pradopo

Oleh Syamsudin
Hampir dipastikan Komjen Pol Drs. Sutarman dilantik akhir tahun ini menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Timur Pradopo yang memasuki masa pensiun.
            Meski Indonesia Police Watch (IPW) meragukan kemampuan Sutarman menduduki tahta paling tinggi dalam instituti Polri dipastikan tidak bisa dibendung. Pasalnya Presiden SBY hanya mengajukan satu nama sebagai calon Kapolri yaitu Sutarman. Demikian pula dengan DPR tidak mempermasalahkan figur Sutarman.
            Perihal keraguan ketua IPW Neta S Pane, sesuatu yang lumrah dan bagian dari eksistensi IPW sebagai institusi yang memang bertugas memantau kinerja kepolisian. Akan lebih bijak jika dijadikan kaca benggala untuk meningkatkan kualitas, loyalitas, kapabalitas, dan elektabilitas Polri sehingga  menjadi pilar untuk kepentingan bangsa dan negara terlebih sebagai pelindung dan pengayom masyarakat.
         

   Sosok Sutaraman tidak asing lagi bagi masyarakat bisa disebut fenomenal. Disebut demikian karena berbagai jabatan strategis telah dipercayakan kepada lulusan akademi kepolisian tahun 1981 ini. Sepanjang karirnya Sutarman pernah menduduki jabatan penting diantaranya Ajudan Presiden RI saat pemerintahan Abdurahman Wahid Kapolwiltabes Surabaya, Kapolda Kepri, Kaselapa Lemdiklat Polri, Kapolda Jawa Barat, Kapolda Metro Jaya dan tidak lama lagi menjadi Kapolri.
            Menurut hemat penulis, dari berbagai pengalaman dan karier yang pernah diemban Sutarman praktis menambah popularitasnya. Sedangkan loyalitas tampaknya tidak perlu disangsikan lagi dalam memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Tinggal menunggu gebrakan dari Sutarman.


            Harapan masyarakat pada putra sukoharjo Jawa Tengah ini agar mampu membawa perubahan secara signifikan pada intitusi kepolisian, bekerja secara maksimal sesuai tugas dan kewajiban diembanya, menciptakan rasa aman dan nyaman pada seluruh lapisan masyrakat, memberantas narkotika dan obat-obatan terlarang serta  meminimalisir kriminalitas. (Syam )

Sabtu, 15 Juni 2013

Wawancara Ekslusif Jurnalis 35, Winny Charita, Semua Berasal Dari Belajar



                                                                                                                 Editor
Syamsudin Mustafah
Ilustrasi : Jika ingin menjadi sukses seperti idola Anda maka belajarlah seperti dia. Itu juga yang dilakukan oleh Jurnalis 35. Rata-rata mereka bercita-cita menjadi jurnalis handal.Karena itu Tom Jurnalis 35 menimba ilmu kepada presenter dan penyiar TVOne Winny Charita. Hasilnya……
Pewawancara  :  Apa kiat anda sehingga menjadi presenter terkenal?
Narasumber    : Mmm.. sebenarnya saya juga belajar dari   nol ya, namanya belajar juga dari nol
  tapi karena pengalaman juga karena jam terbang, karena terbiasa juga lama-lama
 itu akan bisa mencapai atau bisa dikatakan membawakan suatu acara. Yang  paling penting adalah tidak pernah berhenti untuk belajar
Pewawancara  : Lalu visi misi mbak sebagai presenter itu apa ya ?
Narasumber     : Visi misi aku tuh lebih sebagai tujuan  ataupun tantangan atau yang lain-lain gitu  yah. Visi misi yah lebih kayak membawakan acara itu lebih informative,  memberikan informasi secara lebih clear kepada masyarakat apalagi itu informasi penting, tidak menimbulkan suatu pertanyaan kepada masyarakat  tidak menjadi judge ataupun memberikan kesimpulan sendiri terhadap suatu  informasi, tetapi informasi itu bisa kita berikan kepada masyarakat berdasarkan  informasi juga dari orang ataupun dari narasumber yang memang berkompetensi  untuk menjawab pertanyaan dan penyiar ini penting untuk memberikan  informasi kepada msayarakat.
Winny Charita
Pewawancara : Mbak Winny pernah mengalami kesulitan dalam menyiarkan berita?
Narasumber   : Mmmm pasti pernah ya. Namanya orang kan belajar, prosesnya selalu ada dan kesulitan-kesulitan itu lama-lama itu akan biasa dieliminasi kalau misalkan kita  itu banyak belajar dan banyak bertanya, kemudian banyak berkonsultasi sama  yang lebih mengerti, sama yang lebih ahli di bidangnya. Jadi, lebih banyak
  seperti itu sih.

Pewawancara  : Selama ini program kerjanya apa aja ya mbak di sisi lain ?
Narasumber  : Kalau aku kan disini seorang jurnalis, jadi lain    memang membawakan acara,aku juga sebagai seorang wartawan televisi. Mencari berita untuk diinformasikan    secara luas kepada masyarakat Indonesia
Pewawancara  :..Pernah gak sih dapat judge-judge  yang negatif?
Narasumber     : Hmmm… rata-rata pasti ada lah ya omongan-  omongan yang miring tentang  sosok wartawan atau tentang sosok presenter itu pasti ada, tapi kan tergantung  apa yang kita lakukan, yang mengerti apa yang kita lakukan hanya sendiri bukan  orang lain, orang lain hanya bisa menjudge tapi selama yang kita lakukan adalah  benar , yaa.. itu fine-fine aja.
Pewawancara  : Kalau cara menyiarkan berita yang baik itu gimana ya mbak ?
Narasumber    : Hmm… cara menyiarkan berita yang baik ya pasti kita akan membacakan berita  atau membawakan berita yang memang sudah tidak diragukan lagi akan   kebenaran berita itu,  itu yang paling penting. Kalau secara membawakan secara   perform seorang presenter membawakan berita itu sama saja, rata-rata semua   seperti itu, semua orang juga bisa seperti itu. Tapi yang paling penting,   informasi yang kita berikan itu sifatnya penting dan berguna bagi masyarakat.
Pewawancara  :Sebelum menjadi presenter terkenal   pernah gak sih membawakan berita nervous gitu, ?
Narasumber  : Oh pasti, pasti banget . itu kan namannya proses pasti selalu seperti itu.Dari pertama kita yang tidak mengetahui apa-apa.Di tuntut untuk seperti ini untuk    bisa tampil di depan layar , untuk bisa berbicara lancar di layar , untuk lebih   percaya diri di layar.Itu semua kan acting ya.Ini kan ada proses pembelajarannya   juga ya.Kita tuh sebagai seorang presenter juga dapat pembelajarannya,    kemudian juga ada salah-salah kata ,salah-salah kalimat .Itu sudah biasa terjadi  namannya juga manusia kadang tak pernah lepas dari salah .Tapi yang palingpenting adalah evaluasi dari setiap kesalahan apa yang kita lakukan .Itu kitaakan  belajar dan bisa mendapatkan yang benar dan mengeliminasi yang salah-salah   yang pernah kita lakukan 
Pewawancara  : Kan pernah ada berita yang booming tuh mbak, yang salah satu presenter TVRI itu diserang sama demonstran karena hasil pemilu itu dibilang curang. Kalau  menurut mbak gimana ? padahal kan presenter TVRI hanya memberikan kepada  masyarakat, kalau beritanya tuh kayak gini loh..
Narsumber       : Ya itu merupakan bentuk cara yang bisa dikatakan persuasif ya, sangat gencar sekali. Masyarakat datang ke TVRI dan sebenarnya bukan dengan cara itu. Dengan cara berbicara secara baik-baik dengan salah satu media di TVRI dan kita berbicara dengan baik-baik kemudian tidak dengan datang dan mengerubungi kantor TVRI sepeerti itu. Mengklarifikasi secara benar dengan empat mata itu lebih baik daripada kita datang langsung mengerubungi tanpa tahu seperti apa kebenarannya. Dan saya tidak menonton TVRI, karena memang TVRI merupakan salah satu televisi nasional milik pemerintah, pasti ada pertimbangan-pertimbangan tertentu kalau memang mereka menaikkkan berita yang sala. Dan apa yang dinaikkan oleh televisi RI terutama TVRI, pasti tidak diragukam lagi leakuratan dan
perkembangan berita itu.
Pewawancara  : Mbak kan pembawa acara berita terkenal, mbak pernah gak sih dapat   penghargaan misalnya Panasonic gobel award ?
Narasumber  : Oh, belum masih jauh, itu masih belajar-belajar. Penghargaan itukan memang buat jurnalis yang memang sudah berpengalaman, tidak diragukan lagi pengalamannya. Yah ada kategori-kategori tertentulah dan itu masih jauh
Pewawancara  : Kami bercita-cita seperti mbak kasih kiat dong?
Narasumber     : Ya, pelajaran buat kalian yang memang tertarik untuk menjadi seorang jurnalis ada kesan inikan jurnalis orang yang paling tau, orang yang sok pintar dan lain-lain. Padahal kita sama-sama gak tau apa-apa. Kelebihan kita adalah kita bisa menemui langsung narasumber, berada di suatu lokasi yang dinyatakan itu adalah tempat-tempat penting, misalnya kebakaran, jatuhnya pesawat, dan lain-lain. Kelebihan kita disitu. Kita pun punya link untuk berada disitu, untuk berdialog bersama narasumber, nah yang paling penting adalah kita memberikan berita ini dengan informasi harus sesuai dengan fakta, tidak ada yang dilebih-lebihkan. Karena memang fakta ini yang harus dibutuhkan mayarakat untuk suatu kebenaran berita itu sendiri.
Pewawancara  : Dalam menyiarkan berita ada berapa beria sih dalam sekali take?
Narasumber     : Kalo saya kan dulu pasif, profilenya seperti itu ya. Berita harian daily news, kayaknya misalnya program kabar pagi, kabr malam, kabar kejadian, ada yang durasimya satu jam. Kalau setengah jam itu biasanya ada sekitar tiga segmen dan setiap segmen itu terdiri dari tiga sampai empat berita berarti kalau tiga segmen ada dua belas berita. Kalau program satu jam bisa dua puluh empat berita, nah kalau yang pagi ini karena infonya apa kabar indonsia jadi tipe program kita bukan untuk membacakan berita secara tekstual tapi lebih kepada dialog menggali informasi lebih dalam kepada narasumber.
Pewawancara  : Kan Mbak bilang tadi juga pernah menjadi wartawan, pernah gak sih pas ada acara apa gitu trus tiba-tiba di telepon sama bos, disuruh cari berita ini. Ada kabar kalau berita ini lagi booming?
Narasumber     : Ehm… disuruh wawancara??. Oh pasti, pasti, pasti. Kan kita ini sebagai seorang jurnalis ada resiko tersendiri yang harus kita emban. Yang pertama seorang jurnalis harus siap ditempatin dimana saja. Yang kedua, kita harus stand by on call dua puluh empat jam, jadi kalau misalnya ada penugasan khusus, dari kantor untuk meliput suatu berita, ya kita harus professional.
Pewawancara  : Oh.. lebih menggunakan profesionalitas??
Narasumber     : Ya, betul.
Pewawancara  : Pernah meliput sesuatu yg mengerikan?

 Narasumber     : Ya itu pasti, kadang-kadang kalau misalnya kita liputan apalagi liputan shift malam, banyak kasus terjadi kecelakaan dimana-mana, otomatiskan kita melihat mayat secara langsung, atau melihat korban-korban misalnya kita meliput tentang bom melihat korban-korban yang jatuh yaitu sudah menjadi resiko, pekerjaa dari seorang jurnalis. Jadi kalau misalkan ragu-ragu menjadi seorang jurnalis mendingan ga usah deh. Jadi kalau anda yakin dengan profesi dengan sebagai seorang jurnalis anda harus yakin dengan apa yang harus kita lakukan. Bukan hanya seorang jurnalis saja, semua pekerjaan jika dilakukan dengan keyakinan dan juga ketidak ragu-raguan kita bisa menikmati pekerjaan itu. (Tamat)





Kamis, 13 Juni 2013

Wawancara Ekslusif Jurnalis 35, Belqis Marisang Jadi Penyiar Harus Berwawasan Luas



                Editing
Syamsudin Mustafah
Deskription : Penasaran dengan gaya dan kecerdasanya sebagai penyiar yang mampu menarik perhatian pemirsa, Tim pemburu berita dari Jurnalis 35 mencoba konfirmasi dengan penyiar Ternama TV One. Alhamdulillah berkat kerjakeras tim dengan dilandasi tanggung jawab akhirnya berhasil bertatap muka dengan Balqis. Hendry dipercayakan sebagi reporter berhasil mendapat info dari Balqis. Petikannya.

Hendry           : langsung saja ya mbak ke pertanyaannya, awal jadi pembawa berita itu dari cita-cita atau ada yang memotivasi?
Balqis  : Hmmm... sebenarnya awalnya dari reporter karena memang passion atau kesukaannya memang dilapangan. kemudian itu ada prosesnya dan tidak langsung menjadi pembawa berita/presenter.semua belajar dilapangan membentuk jaringan , membentuk hubungan baik dengan narasumber ,dari situ kita menjadi pembawa berita, kemudian menghasilkan satu event / peristiwa besar kita buktikan juga analisa kita dalam beberapa laporan kemudian cara-cara untuk kemudian mempersentasikannya kepada masyarakat. Dari situ barulah profesi berjalan menjadi presenter atau pembawa berita.
Proses wawancara
Hendry         : Tahun berapa menjadi  penyiar?
Balqis          : Sekitar tahun 2009-2010
Hendry        : Visi dan misi mba sendiri  menjadi pembawa berita itu apa?
Balqis          :   menyarankan orang yang tidak bisa memberikan suaranya apa yang                  mereka tau  soal indonesia, apa yang terjadi sehari-hari dari mulai didekat               rumahnya, pemerintahan , masyarakat, sumber daya manusianya serta   sumber daya alam  dan sebaginya.
Hendry        : Alasan  yang membuat mbak tertarik menjadi penyiar?

 Balqis         : Ketertarikan membawa berita itu lebih kepada bagaimana kita menyampaikan suatu informasi karena mungkin banyak orang yang bisa membawakan berita tetapi tidak mudah mungkin kalau yang saya lakukan tadi itu bukan membawakan berita tetapi lebih kepada news presenter. Jadi kita mempersentasikan sebuah show , sebuah jalannya acara tidak dengan membaca saja kalau adik-adik lihat yang distudio  itu adalah membaca berita karena mereka membaca pada pronter.
Hendry          : Jadi ini lebih ke talkshow?
Balqis        : Kalau ini lebih ke talk show , jadi analisa kita,riset kita harus dikuatkan lalu  kemudian, Tata krama untuk interviewnya haru belajar setiap hari.
Hendry         : Untuk membuktikan suatu fakta ya?
Balqis           : Iya, untuk mengulas bukan hanya sebagai mengeluarkan pendapat A dan B  tapi bagaimana pendapat A dan B ini mempunyai solusi C.
Hendry         : Sebagai news sender juga, menurut mbak masalah  yang hangat saat ini?            
  Balqis           : Banyak sih mulai dari harian,mingguan, atau event mendatang
Hendry         : Maksudnya?
Balqis          : Jadi, kalau harian itu peristiwa biasa seperti kemarin lion air jatuh. Biasanya media atau tv berita lebih konsen sama hal-hal yang sifatnya menyentuh masyarakat secara langsung. Misalkan kalian suka naik maskapai penerbangan itu kan itu bersentuhan secara langsung , pasti ada kekhawatiran disana ketika ada lion air jatuh / gagal take off, nah kita harus hadir di situ.
Hendry  : Kita kan sebagai pelajar mau bertanya , kemarin ada sedikit kekacauan dengan UN. Anggapan mba sebagai news presenter bagaimana nih mendengar UN kacau di Indonesia?
 Balqis           : Secara pribadi atau bagaimana ?
Hendry           : Secara pribadi
  Balqis              : Soal UN ya? Mungkin ini adalah tahun terburuk atau sejarah terburuk bagi pelaksanaan UN .  saya cukup prihatin dengan adik-adik karena itu sedikit banyak atau banyak sekali mempengaruhi, yang lebih bagus adalah langsung saja komisi di DPR kemudian dari KPK juga sudah harus mulai bergerak. Apasih sebenarnya yang terjadi? Karena kalau kalin ingin tau fakta dan datanya memang menyedihkan sekali, bahwa UN tahun ini kebanyakan/datanya itu kalau tidak salah anggaran itu baru tarun 26 hari yang lalu sebelum UN itu dilangsungkan. Terus kita juga harus tau kita juga kalau dari media tidak bisa hanya melihat “OH UN GAGAL” kita tidak seperti itu kan tetapi kenapa? Apa? 5W=1H keluar, what,when, how semua harus ditantyakan..
Hendry  : Kan ada rumornya UN itu tahun depan dihapuskan ?
 Balqis    : Rumor-rumornya sebenernya bukan sekarang , sudah beberapa tahun yang lalu M.Nuh sudah cukup galak bicara tentang penghapusan UN tapikan baru satu suara didewan itukan banyak pertentangan antara ditolak dihapuskan atau tidak. Kalau menurut saya sih gini, kalau misalkan mampu ada ujian nasional lebih baik sebenernya diadakan UN karena kalau saya oribadi melihat UN bukan hanya sebagian satu syarat format tetapi juga syarat mentality dari adik-adik sekalian karena ketika kalaian belajar biasa, dan ulangan biasa/ MID TEST/ hanya tes biasa akan terasa biasa. Ketika kalian UN mental dan fisik kalian akan ditempa atau mental adik-adik untuk keperguruan tinggi dimulai dari UN. Jadi kalau dihapuskan harusnya jangan tapi kalau belum bisa mendistribusikan soal dengan baik, menyelenggarakan dengan baik sepertinya harus dikaji ulang apakah harus ada  UN? Tidak tetapi kalau sementara ini saya berharap tidak dihapus kembali lagi mungkin dengan cara syarat seperti nilai kululusan tidak harus cukup ringgi ya rata-rata saja.
Hendry   : Balik lagi ke news reporter tadi, adakah tokoh yang mengispirasi mba untuk menjadi pembawa berita?
 Balqis    : Sebenernya tokoh inspirasi saya banyak sih cuma saya tidak punya satu tokoh yang saya suka dan contoh, jadi mereka semuanya sama sajabisa diambil contoh . senior-senior juga kan ada munis ada plus nya bisa jadi contoh
Hendry           : Jadi  belajar dari pengalaman ?
 Balqis            : Iya
Hendry           :  Bagaimanacara untuk menjadi news presenter baik?
Balqis             : Kalau saya sih berharapnya semua adik-adik kalau mau jadi news presenter nanti lebih baik bermula dari repoprter karena, dari reporter itu justru kalaian membentuk pribadi yang menempa diri  secara tidak langsung , runnung by the way nantinya, membuka jaringan lebih banyak riset, turun kelapangan . tau keadaan yang sesungguhnya . jadi terasa ketika kalian harus menjadi news presenter membawakan atau membuat show seperti tadi, bagaimana supaya seru, serunya berarti hanya bak bak buk seperti berantem aja, tetapi lebih kepada oke kalian bisa debat tetapi ada solusinya