Editor
Syamsudin |
Sylviana Murni |
PENGATAR :Sylviana Murni adalah salah satu sosok wanita Indonesia yang tegolong sukses.
Berbagai prestasi dan jabatan penting
dipercayakan padanya. Saat ini menjabat sebagai Kasatpol PP.
Untuk mencari tahu tugas dan tanggung jawab yang
dipikulnya Tim Jurnalis SMAN 35 Jakarta
mencoba mencari informasi dari Pelaksana Tugas Kepala Satuan Ppolisi Pamong
Praja yaitu Ibu Sylviana Murni untuk melakukan wawancara. Berikut hasil
wawancara lengkapnya :
Jurnalis
35 :Selamat siang ibu Sylviana, apa
kabar?
Narasumber :Selamat siang untuk Fiqri Redha Sakina Silvi
dan Luthfan. Pertama-tama saya ingin
memperkenalkan buku abang none yang saya karang sendiri buku ini untuk kalian
bila dalam wawancara ada informasi yang kurang, anda bisa lihat buku ini. Di
dalam buku ini ada CD kemudian ada database orang Betawi ini juga yang membuat
saya sendiri karena saya sebagai orang Betawi asli lalu buku ini tolong diberi
ke Kepala Sekola tolong jadikan ini sebagai properti perpustakaan sekola.
Itulah pengantar dari saya kemudia apa yamg ingin di tanyakan adik-adik?
Jurnalis 35 : Mengawali dalam karir ibu pernah menjadi
none Jakarta apakah sebelumnya ibu pernah bercita-cita atau memiliki keinginan
untuk meraih gelar tersebut?
Proses wawancara |
Narasumber : Tidak pernah. Jadi cita-cita ibu bukan
berada di dunia fashion, ibu juga bukan orang yang fashionable jadi bisa
berlenggak-lenggok di catwalk kemudian suka dandan itu semua jauh dari
kepribadian ibu, tapi saya suka rapih saya tetap menampilkan feminitas saya
tapi jika saya berada di dunia itu sama sekali jauh dari dunia saya ini. Namun
kenapa saya ikut abang none? Karena begini, saya ini orang betawi asli jadi
orang tua saya betawi asli ayah saya dari Jatinegara ibu saya dari Cikini.
Kemudia saya ini ber 12 saudara, 2 meninggal keguguran jadi ada ber 10. 9 perempuan 1 laki-laki. Kemudian karena saya
merasa sebagai orang betawi,kemudian ada seorang teman saya yang mengajak saya
ikut abang none. Kemudia akhirnya saya timbul rasa tanggung jawab, paling tidak
saya ini ingin mengembangkan dan melestarikan budaya betawi, tapi saya tidak
perna bermimpi menjadi abang-none Jakarta karena none Jakarta itu terkesan
bahwa dia cantik, tinggi, fotogenik, dan dunia nya itu dunia tidak tetap.
Setelah di pelajari ternyata dunia abang-none ini bukan dunia seorang pragawati
atau puteri yang lain-lain. Ternyata dunia abang-none ini adalah seorang duta
dari ibu kota Jakarta yang perlu memperkenalkan
budaya
Jakarta yang di dalamnya ada seni kuliner dan lain-lain jadi saya
berfikir agar tepat juga saya masuk abang-none karena semata-mata abang-none
ini bukan hanya sekedar dinilai dari tinggi badan, kecantikan wajah tetapi
bagaimana dia setidak-tidaknya standard beautu nya ada. Standard behavior nya
ada. Kemudian dia juga punya standard yg menurut saya punya kualitas tanggung
jawab. Saya berfikir pantas juga saya berterima kasih pada teman saya yang
mengajak saya ikut abang-none. Pada saat itu saya tidak bermimpi untuk menjadi
sang juara. Memang yang diikutsertakan itu finalis untuk ikut dalam kompetisi
tingkat DKI adalah juara 1 2 dan 3. Dan ibu kebetulan juara 1, itu menurut saya
aneh bin ajaib. Menurut saya karena saya tidak cantik, tapi mungkin saya juga
memaklumi kenapa juri memenangkan saya karena pada saat itu saya ingin menjadi
sarjana jadi tinggal wisuda, tinggal siding lalu karena tidak ada kegiatan lalu
saya ikut itu
untuk mengisi waktu. Sementara saingan saya itu rata-rata baru
semester 2 4 atau semester 5 sedangkan ibu sudah nyaris sarjana. Ya tentu saja
dalam wawasan saya lebih kompotiter dari yang lain. Lalu ketika di DKI ibu
lihat bahwa lawannya tinggi-tinggi, cantik-cantik, tapi karena saya daridulu
suka berorganisasi, suka baca buku sesungguhnya, setiap manusia ini mempunyai
kelebihan dan kekurangannya. Kalau kita mampu mengemas potensi kelebihan kita
ini akan menjadi sebuah kekuatan yang kemudian kita tampilkan, insya allah kita
akan tumbuh atau yang Nampak ini adalah kelebihan kita dan bagaimana kita meminimalisir
kekurangan kita. Misalnya, kalu saya pakai baju dengan baju yang kontradiktif
antara warna kuning dan warna ungu sementara wajah saya pas-pas an tinggi saya standard rasa nya saya akan
melihat baju saya norak tapi kalau saya memakai baju yang gampang orang
menganggap saya memakai baju bagus atau graduatif. Misalnya warna nya pink,
lalu orang akan gampang menilai itu bagus. Tapi kalau dia kuning dengan ungu
atau hijau dengan ungu, lalu pink dengan hitam itu sangat kontras kita harus
mempunyai keberaninan khusus, lalu ibu bukan kategori orang yang berani tampil
seperti itu karena ibu yakin kalau seperti itu akan menilai bagus. Lalu ibu
juga mengatur kekuatan lewat kualitas menjawab pertanyaan dengan cara membaca.
Kalau wawasan kita luas berlatih untuk memberikan pertanyaan atau menyampaikan
sesuatu sudah terlatih. Memang ibu sudah terlatih dari kecil untuk menyampaikan
sesuatu dan harus berani itu ternyata berdampak bahwa dengan cepat semua
pertanyaan itu ibu jawab di analisis tentu nya jugaa landasan-landasan, teori,
hokum serta lewat buku yang bagus. Tapi kalau kita tidak sering baca maka
jawaban kita salah inilah salah satu nya kenapa sebagai kontribusi, ibu orang
betawi, mantan none makanya lahir buku ini. Sebagai orang Betawi yang punya
database orang Betawi lalu ibu mengumpulkan teman-teman ibu untuk membuat
database ini. Saying yang terkumpul sedikit sekali sehingga tidak bisa dibagi.
Jurnalis 35 : Pada saat ibu terpilih menjadi none
Jakarta,bagaimana perasaan ibu selanjutnya? Apa keinginan ibu selanjutnya?
Hasil karya Syilviana Murni |
Narasumber : Waktu
itu merasa seperti kayaknya seperti melayang dan tidak habis piker kok saya
bisa menang,tapi setelah dianalisa saya pantas menang karena ada kelebihan saya
dan saya menutupi kekurangannya. Jadi akhirnya saya bersyukur pada tuhan yang
pertama saya bilang pada Allah bahwa “Ya Allah ini adalah langkah awal saya
untuk memasuki dunia yang bukan dunia saya”,tapi saya wajib untuk bisa
beradaptasi dengan dunia itu,lalu keinginan selajutnya tentu saja saya ingin
selalu menanamkan didalam diri saya,bahwa setiap kerja harus total. Setiap saya
memegang 1 amanat saya harus total. Ketika saya jadi none saya harus total
artinya saya harus bekerja sebagai Dutanya Jakarta,mempromosikan kota
Jakarta,memperkenalkan budaya asli Jakarta, yaitu betawi karena saya sendiri
orang betawi, jadi harus total lalu saya bekerja dari pagi subuh harus
mendampingi Gubernur berdialog dengan bahasa inggris dengan tamu-tamu asing dan
mengajak tamu itu tertarik dengan budaya kita,dan dia senang dengan budaya kita
dan dia tahu dengan budaya kita. Dan jika kita tahu misalnya menikmati makanan
yang enak dari pedas kemanis dan membilas pedas tersebut itu pada mereka. Lalu
cita-cita saya selanjutnya karna waktu itu none tahun 1981 belum nikah tentu
saja cita-cita selanjutnya menikah,bekerja,lalu punya ilmu
pengetahuan,mengaktualisasikan. Artinya ibu harus berkiprah,ibu punya ilmu masa
ibu tidak menyampaikan. Jadi kalo dalam bahasa arab adalah itu “baligulini
wallah ayah” artinya sampaikanlah walau satu ayat. Karena ibu merasa
sudah
disekolahkan oleh orangtua ibu masa tidak mengapdi,tidak berarti kalo bekerja
itu tidak mengapdi misalnya kita bisa mengapdi dirumah tetapi kita juga bisa
berkiprah di luar rumah. Alangkah baiknya karena itu ibu bertemu seorang lelaki
yang menjadi suami ibu. Itu adalah orang yang punya pemikiran Genderresponsifn
yaitu tidak membedakan antara laki dan perempuan jadi laki-laki dan perempuan
bisa dibedakan oleh peran dan fungsi bukan dia perempuan tidak bisa bekerja dan
harus dirumah. Perempuan dia tidak bisa menjadi kepala satpol pp. tidak ada
dikamus kehidupan kami baik dirumah maupun saya menikah. Karena terbukti suami
saya ketika saya melahirkan anak saya,yang kedua dia mencuci baju karna waktu
itu saya belum punya pembantu dia yang ikut masakin saya dan tidak merasa bahwa
dia laki-laki tidak bisa memegang pekerjaan rumah tangga. Lalu sayapun begitu
kurnasya bisa menyetir dari gadis kalo mobil misalnya perlu kebengkel saya
tidak perlu suami saya saya bisa menjalani mobil itu sendiri sehingga
betul-betul tidak ada pemisah yang tegas antara laki-laki dan perempuan tetapi
siapa yang lebih kepada siapa yang sempat. Siapa yang mampu dan memang bisa
kata kunci lainnya bagaimana saya
didorong sama suaminya karna dia tau saya
punya potensi bukan hanya sampai es tapi saya terus didorong untuk bisa
mengambil S2 dan tidak berenti sampul situ kalo perlu ambil S3 ambil
doctor,terus didorong ternyata Alhamdulillah mampu. Bahkan beliau adalah suami
saya ini mempunya target yang harus maksimal artinya bisa meraih ilmupun harus
sampai puncak yaitu menjadi seorang guru besar. Dipatok waktu itu supaya saya
punya semangat formasi pada usia 50th saya harus mendapat gelar guru
besar. Alhamdulillah berkat kerja keras dan kami menjadi the dream team ,satu
team yang kuat yang saling mendukung apabila ada salah satu keluarga yang
mempunyai potensi dan Alhamdulillah saya bisa mencapai itu.
Jurnalis 35 : Sejak ibu lulus dari
pendidikan, kemudian ibu menjadi PNS di pemerintahan DKI Jakarta. Ibu juga
pernah terjun ke dalam bidang politik dan internasional kemanusiaan (PMI) untuk
itu kami mohon ibu agar menjelaskan bagaimana perjalan awal karir ibu hingga
saat ini?
Narasumber :Pertama karena ibu ini dari sejak SMP sudah
aktif dibidang organisasi. Pertama itu dibidang karang taruna, SMP itu ibu
sudah aktif di karang taruna. SMA ibu aktif di OSIS, sampai ibu menjadi
sekertaris OSIS se-DKI Jakarta waktu itu ada ikatan OSIS se-DKI dan ibu menjadi
sekertarisnya, lalu kemudian saat masuk universitas ibu menjadi aktivis
organisasi mahasiswa, mulai dari salah satu sekjen BPM ( Badan perwakilan
Mahasiswa) Kemudian menjadi salah satu ketua SENAT di fakultas hokum, kemudian
ibu juga pernah menjadi ketua untuk HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) terus ibu
juga aktif di organisasi-organisasi
kemasyarakatan sampai di KOWANI (Kongres
Wanita Indonesia), memang ibu hobi betul berorganisasi. Kemudian pada tahun
1981 selesai ibu sarjana ibu menjadi penatar P4 dan BP7, waktu itu sebelum PNS
ibu menjadi penatar lalu menjadi manggala. Manggala itu adalah penatar tingkat
tinggi. Kemudia karena waktu itu ibu punya cita-cita mau menjadi diplomat
awalnya, diplomat ini adalah yang bisa bernegosiasi untuk bagaimana, Negara itu
bisa dipandang oleh Negara lain/memperjuangkan hak-hak milik Negara-negara
lainnya. Kemudian ibu berfikir lagi, kemudian ibu berfikir lagi, menjadi
seorang diplomat ketika ssaya menikah dengan mungkin bekerja nya tidak diplomat
ataupun dia menjadi diplomat tetap tidak satu tempat. Bagaimana dengan anak?
Ibu berfikir kalau ibu itu paling enak jika jadi PNS. Waktu itu PNS itu
pulangnya jam 3, ibu berpikir enak menjadi PNS, kemudian bekerja di PEMDA dan
pulangnya bisa mengajar/ untuk megurus anak. Dan ternyata dari awal ibu bekerja
sudah tidak pernah pulang sore. Karena ibu selalu menciptakan pekerjaan sambil
bekerja ibu juga menatar sampai jam 6
atau pun juga pernah sampai jam 8/9
malam. Itu dimulai sejak ibu mempunyai anak ke 1 sampai anak ke 2. Yang pertama
laki-laki yang kedua perempuan dan Alhamdulillah kedua nya sudah menikah, dan
ibu mempunyai 2 cucu. Ini ibu ciptakan agar anak ibu dapat hidup mandiri supaya
tidak bergantung pada bapak atau ibu, lalu bagaimana ibu tetap berkomunikasi
agar tidak putus? Karena mereka harus mendapat penghargaan dan harus bisa
berkomunikasi dimanapun, waktu itu belom ada handphone ibu bisa bersurat/bisa
pesan/ada telpon dirumah, ibu telpon. Kemudian setelah itu bekerja menjadi
penatar kemudian ibu pindah ke Biro Mental Spiritual, disana;lah ibu menjadi
pejabat pertama kali di kepala HUB bagian pendidikan luar sekolah, yaitu
megurus tentang anak-anak yang berkebutuhan khusus, jadi ada SLB. Ibu merasa
senang sekali bekerja awal begitu pertama sebagai penatar ibu itu berbagi ilmu.
Kalau ibu bekerja di sub bagian pendidikan luar sekolah itu adalah empati yang
di tanamkan/yang ditajamkan, jadi simpati kita sebagai sesame kepedulian,
merasa berbagi. Setelah menjadi kepala sub bagian pendidikan luar sekolah,
kemudian ibu pindah menjadi kepala sub bagian seni budaya. Mungkin karena ibu
mantan none, mungkin tau tentang budaya ini menjadi kepala bagian di atas sub
bagian kasubak
seni budaya, lalu disanalah ibu Alhamdulillah sdisana ibu bisa
jalan-jalan keliling dunia hampi semua Negara ibu kunjungi, artinya 5 benua itu
sudah ibu kunjungi dan gratis .Kemudian dirumah tangga juga buat
anak-anak.kalau anak anak narkoba buat apa kita merintih karir samapai
berprestasi segala macamlah,suami bisa menjadi pengusa sukses lalu menjadi
pejabat yang baik lalu dikenal oleh masyarakat banyak,tapi anaknya sekolah
tidak selesai kan sama saja bohong. Lalu ibu berharap dan juga terus berdoa
kepada Allah dan memberikan masukan masukan supaya bisa berhemat,kita tak boleh
membuang waktu begitu saja. Alhamdulillah akhirnya 2 anak ibu ini yang pertama
sudah menjadi S2 yang satu lulusan australia yang satunya lulusan new zeland.
Dan alhamdulillah sekarang sudah menjadi mandiri sekali. Dia sudah punya 2 toko
dan masih terus bekerja keras dan selalu berinovasi. Dan sudah punya istri dan
juga anak dan diapun sangat sayang kepada anak-anaknya cucu saya hehehe. Dan
istrinyapun S2 sedang mengikuti diCanbera dan saya sangat senang kepada anak
laki-lak saya ini seperti bapaknya ya, tidak memandang cewe maupun cowo. Dia
tahu istrinya punya kemampuan lalu dia selalu mendorong dan membantu istrinya
itu agar bisa mendapatkan apa yang telah dituju olehnya. Makanya dia bekerja di
australia terus dia meskipun mendapat gaji besar dia tidak sombong dan selalu
izin kepada suaminya mau diapakan uangnya itu. Lalu anak ibu yang kedua baru
saja menikah, anak ibu seorang dokter suaminya juga dokter. Meskipun sangat
sibuk mereka itu pintar membagi waktu mereka kapan mereka jalan-jalan,kapan
mereka ke tempat mertuanya dan ke tempat ibu(saya) mereka bisa mengaturnya
dengan sangat baik. Saya privat secara domestik ibu tidak boleh sampai lupa
bahwa ibu seorang istri dan memiliki suami dan harus mengurus anak-anak ibu
tapi sekarang mengawasi dari jauh saja. Ibu juga bisa menjadi pemimpin yang
elagiter,selalu meminta masukan dari staff dan berusaha menjadi sebuah the
dream team. Kalau dirumah ber-dream team dengan keluar tapi kalo di kantar
bersama staff-staff ibu. Nah itu kata kuncinya mengalah tetapi kita mendapat
masukan tidak hanya kita mengajari otang lain tetapi kita juga belajar dari
orang lain. Bagaimana kita sharing denga orang? Kita juga dapatkan sesuatu
saling menukar pikiran dan menguasai teknologi,itu penting sekali. Ibu saja
punya blog , FB , twitter , path , line , BB , whatsapp , uber ,dll. Ada juga
kan gangnam style itu apalah itu sekarang ada harlem shake segala cari tahu
apasih itu? Setidaknya kita tahu dan tidak ketinggalan jaman. Em kita juga bisa
banyak belajar dari orang lain tidak hanya orang-orang kalangan atas ya, ibu
juga pernah belajar dari seorang cleaning service,ibu juga belajar dari anak
ibu sendiri. Ibu dulu tidak tahu bagaiman mainan path,kalu ibu ga ngerti ibu
tanya sama anak ibu,anak ibu kan jurusan teknologi jadi banyak bertanya sama
dia, bagaiman menggunakan blog, Fb ,bahkan ibu sampai punya 2 akun FB karena
yang satu udah penuh. Ibu punya 2 HP, yang satu buat pribadi yang satu lagi
buat siapa saja maksudnya itu sms dari siapapun ibu bales, telpon dari nomer
ngaco ibu jawab karna itu ibu tak punya waktu luang. Jika ingin mewawancarai
saya menggunakan surat formalitas saja. Akhirnya masyarakat mendapatkan
kepuasan dan ibu pun turut ikut senang. Banyak orang yang ingin bertemu tapi
karena sibuk bisa kirim lewat email saja bisa kok, sms juga bisa, bukan harus
bertemu tapi masalah persoalannya. Karena kalo bertemu tapi tidak puas kan
percuma jadi yang penting bagaimana masyarakat bisa terpuaskan dan dilayani
dengan baik.
Narasumber :Yang pesan ibu sehebat apapun kalian jangan
pernah melupakan agama,belajar,belajar,belajar. Apapun agama kalian pasti
disana mengajarkan hal baik. Kebetulan ibu agama islam,prinsip itu adalah
“iqra” artinya bacalah. Bukan hanya membaca tapi juga punya makna luas membaca
adalah belajar. Yaitu membaca fenomena alam atau lingkungan hidup. Jadi itu
bacalah bacalah bacalah, sampai hari ini pun ibu tidak berhenti membaca
al-qur’an. Karena ibu sibuk ibu sengaja memanggil ustad 2 minggu sekali yang
mewajibkan ibu untuk mengaji. Waktunya setelah subuh jika selain itu ibu susah
mendapatkan waktunya. Jadi ibu harus tetap mengaji. Yang kedua pesan ibu jangan
lupakan 2R yang tadi yaitu REGULASI & RELIGIUS. Misalnya jangan melanggar
peraturannya. Kemudian mampu membuat program untuk sistem kerja kita. Jadi
harus dibuat time tablenya kita harus belajar dari pengalaman orang lain jangan
orang lain belajar pengalaman buruk kita, tapi bagaimana kita belajar
pengalaman buruk orang lain agar tidak terjadi pada diri kita sendiri. Jangan
tinggalkan agama, bagaimana kita memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Kemudian yang tadi “smart work hard with heart” “best on regulation and
religion” itu pesan ibu.
Jurnalis 35 :Mudah-mudahan
apa yang ibu sampaikan tadi dapat menjadi motivasi bagi kami,baiklah ibu terima
kasih atas waktu dan kesempatan yang telah ibu berikan.
Narasumber : Sama-sama, semoga kalian sukses. Ibu mendoakan semoga kalian menjadi
generasi muda yang luar biasa dan bisa untuk menyumbang amal,ilmu, kepada nusa
bangsa juga keluarga dan jangan lupa jadi kebanggaan orang tua juga
membanggakan orang lain.(selesai )
very good
BalasHapussukses buat tim jurnalis sma 35, keren!
BalasHapusdari informasi tersebut dan ditambah dengan buku yang Beliau berikan, sangat menarik
BalasHapuswawancara yang bagus
BalasHapusnarasumber yg baik
BalasHapuswawancara yang sangat menarik dengan ibu sylviana murni.sukses ya...
BalasHapusnarasumber yang sangat perhatian! (edy)
BalasHapusbagus ajadah biar cepet,fotonya banyak yang gak jelas,kalimatnya bisa di singkat sedikit gak???
BalasHapusNarasumbernya membangun dan motivator yang baik bagi para anggota Tim Jurnalis SMAN 35
BalasHapuspatut dicontoh dapat narasumber sebagus ini
BalasHapussemoga tim jurnalis 35 slalu bisa mewawancara orang hebat lainnya
BalasHapussangat inspiratif
BalasHapuskompak sekali
BalasHapusSangat kreatif
BalasHapusbaik narasumber maupun pewawancaranya sangat interaktif (dwi rahma)
BalasHapusnarasumber yang baik (m.irsal)
BalasHapusseorang Sylviana Murnipun memberikan bukunya, menarik sekali
BalasHapusBeruntung sekali bisa bertemu narasumber yang insipiratif
BalasHapusInformasi dari sang narasumber sangat membangun. (Banne Ginsana)
BalasHapusSangan menarik informasi yg narasumber berikan (ahmad luthfi)
BalasHapusWawancara yang menarik
BalasHapusnarasumbernya terlihat ramah
BalasHapusMengesankan (afrs)
BalasHapuswawancara ini memotivasi para wanita tentu nya,sukses.
BalasHapusJurnalis35 tak kalah di bandingkan SMA lainnya (Farhan Algi K)
BalasHapusnarasumber dan pewawancara cantik ya
BalasHapusWawancara yang mengesankan. (Tizra Ressidnarry)
BalasHapusnarasumber nya baik dan pewancara nya juga hebat top top top
BalasHapusPengalaman wawancara yang bagus
BalasHapuskeren keren berkualitas
BalasHapusBagus dan menarik
BalasHapussangat bagus
BalasHapusmenarik sekali.
BalasHapusnarasumber yang baik dan ramah
BalasHapusKeren
BalasHapusSangat menginspirasi
BalasHapuswawancaranya menarik dan juga dapat menjadi inspirasi buat kita
BalasHapussangat menarik dan berkualitas
BalasHapusSylviana Murni, wanita dengan segudang prestasi.
BalasHapussemoga rakyat indonesia bisa mencontoh seperti Bu Syilviana
BalasHapusbagus dan menarik
BalasHapusnarasumbernya ramah dan patut dicontoh
BalasHapusinformasi yg didapat bisa menjadi pelajaran dan sangat memotivasika.keren
BalasHapussangat baik dan dapat dicontoh untuk semua pembaca
BalasHapussangat bagus
BalasHapussangat berkesan
BalasHapuspatut diteladani
BalasHapusbagus nh wawancara nya
BalasHapusSangat menarik
BalasHapusbagus dan kompak sekali saat wawancara
BalasHapusnarasumbernya hebat
BalasHapus