Editing
Syamsudin Mustafah |
Ilustrasi : Jeremy Teti, lelaki
kelahiran Arambua NTT dikenal memiliki keunikan suara ketika sedang siaran.
Suaranya yang khas, kocak, super dan penuh persahabatan. Kondisi demikian
menambah keakraban ketika jurnalis 35 berhasil mewawancarainya. Petikan selengkapnya…..
Pewawancara : Selamat sore?
Narasumber : Selamat sore
Pewawancara : Apa kabar?
Narasumber : Oh pastinya baik dong.
Pewawancara : Jadi penyiar, Apa emang cita-cita dari kecil?
Narasumber : Ya
kalau sudah dari kecil jadi penyiar jadi krucil dong. Dibilang cita-cita ya om memang
gak bisa diboongin ya, dari kampung, om dari SMP tuh sudah pengen fokus, gue
pengen jadi penyiar televisi, gimana caranya ya cari sendiri. Oh sekarang enak
bisa internetan, bisa browsing bisa googling, cari sendiri dimana sekolahnya,
pendidikannya, jadi ada hambatan-hambatannya sampe kuliah masih essay, ini baru
ketemuan di sekolah broadcast dari situ baru menjurus ke ini.
Pewawancara : Waktu kuliahn jurusan apa?
Jeremy Teti |
Narasumber : Jurusan
urusannya aplitangga, Administrasi Negara, karena bokap gue kan pegawai negeri
jadi pingin anakknya salah satunya bisa ganti bokap gitu jadi pegawai negeri,
dan kakak itu salah satunya di pemerintahan juga. Jadi dulu awalnya di Timor Timor,
lulus SMA di Atambua, tau Atambua gak?
Pewawancara : Gak
Narasumber :Harus
googling cari tau kota Atambua itu dimana, di provinsi apa karena kota itu
bersejarah. Bersejarah bagi Timur-timor dan Indonesia. Nanti kamu googling
cari, om dari sana SD sampe SMA tamatnya disana, baru kuliah pindah ke
Timur-timor di Dili tahun1986, 86 tamat SMA. Itu angkatan pertama Universitas
Timur-timor namanya. Jadi pertama kali Timur-timor buka universitas, om daftar
dan mahasiswa angkatan pertama jurusan Administrasi Negara.
Pewawancara : Kenapa bisa jadi penyiar?..
Devina Adisty dan Jeremy Teti |
Narasumber : Mulai
tahun 94 diterima sebagai announcer Continuity. Announcer Continuity itu yang
tugasnya merangkai acara, , jadi selain sebagai Announcer Continuity juga
mengurusin wardrobe, disamber seluruh kesuluruhan yang ada disana, juga
bertanggung jawab tentang, on air promo program local, di film-film Indonesia,
sinetron-sinetron local, sinetron Indonesia, dulu masih ada Telenovela, ada
film India juara jaman dulu, jadi sinetron cuma 1 2 1 2. Infotaiment juga cuma
satu, cuma Dunia Bintang doang waktu itu, jadi waktu itu jugangurus wardrobe ,
costum juga dari para presenter dan juga anak-anak, ada sampe 4-5 orang. Dari
situ SCTV membuka Liputan 6 Petang 96 mulai Liputan 6 Petang bulan Mei. Liputan 6 dibuka tahun, tanggal 20 Mei
96. Jadi sekarang sebentar lagi ulang tahun. Disitu jadi ikut
presenter-presenter, nah gue mendaftarkan diri, bulan Juni aku diterima,
disini. Jadi aku mendaftarkan diri dan pindah dari Surabaya ke Jakarta. Di
Jakarta mulai jadi reporter dulu. Jadi pertama jadi reporter kriminal. Itu
wajib, jadi wartawan sebaiknya, mengawali karir dari kriminal. Karena kriminal
itu beritanya unpredictable. Jadi jatoh sendiri dari langit itu berita. Lo
nyari sendiri, lo hunting sendiri, banyak itu peristiwa kecelakaan kek
bunuh-bunuhan kek, orang ditabrak kek, apa kebakaran kek, apa segala macem,
berita-berita berbau-bau peristiwa, itu harus bisa. Menjadi jurnalis kalo di
televisi, sebaiknya awali karir anda dari criminal. Jadi hunting kriminal, tapi
sekarang udah jarang, karena sekarang udah ada koresponden, contributor, di
seluruh Jakarta seluruh Indonesia itu ada. Jadi reporter gak dikerahkan kayak
jaman-jaman dulu, waktu tahun-tahun 90an. Karena mungkin dulu juga gaterlalu
macet kayak sekarang, dari Bogor, Bogor ke Tanjung Priok, itu biasa aja waktu
tahun-tahun 90an, sekarang udah gabisa. Waktu udah abis dijalan, waktu
pengiriman kaset mungkin. Dari situ mungkin, tahun 96, tanggal 24 Agustus tahun
96 om pertama kali menjadi pembawa berita televisi. 24 Agustus 96 siaran di
liputan 6 pagi edisi pertama.
Pewawancara :
Kalau membawakan berita punya ciri khasnya itu, itutu asal mulanya dari mana?
Narasumber : Masalah
ciri khas memang presenter itu, siapapun juga memang kalo di televisi dia harus
artinya punya ciri khas. Kalo dia tidak punya ciri khas, dia tiidak akan dingat
orang, jadi harus punya keunikan. Nah keunikan itu bisa dibuat maupun dari
sononya. Unik itu bisa dari suaranya. dari namanya juga bisa, nama tuh sebuat brand.
Jadi nama lo harus dbuat seunik mungkin, jadi kesian kalau hari gini nama masih
aja Wati, Budi Susah, ngejualnya, Nah
kayak gitu, jadi nama itu menjadi daya tarik orang mudah diingat. Itu harus
dibuat, jadi misalkan mirip-mirip atau gimana nama aslinya atau nama orang tuanya,
nama ibu-bapaknya yang seperti itu. Jadi keunikan itu bisa dibuat,
Pewawancara :
Apa sih suka duka jadi penyiar?
Narasumber : Kalo
dibilang suka duka semua profesi ada suka-dukanya. Kamu jadi pelajar, SMA
negeri SMA swasta beda-beda, yang mungkin suka dukanya itu beda-beda kali ya.
Ada yang harus nyebrang kali ada yang harus pontang-panting apa naik ojek atau
apa, ya intinya, kalo dibilang duka ya, kita itu hidup pasti ada rintangan
Pewawancara :
Pencapaian terbesar om setelah jadi presenter?
Jeremy tengah bersama tim jurnalis 35 |
Narasumber : Pencapaian
terbesar yang pernah om capai itu saat cita-cita om itu terwujud 19 tahun yang
lalu. Pencapaian besar apa yang paling besar udah tercapai. Misalkan kita dari
kecil udah mau jadi polwan,gue jadi polwan, diwisuda jadi polwan, kira-kira
kalian bangga gak? Karena cita-cita kalian terwujud karena itu dkasih sama
tuhan. Punya mimpi lagi, gue pengen jadi reporter sekaligus produsernya. Karena
itu ada sebagai imajinasi om aja, jadi presenter sekaligus jadi reporternya dan
jadi produsernya. Om itu pernah ngeliat Desi Anwar, dia jadi produsernya,
presenter sekaligus reporternya. “gila nih cewe hebat banget ya” itu dari jaman
mahasiswa, anjrit ya. Waktu itu presidennya Pak Harto. Dia wawancara Pak Harto
diatas helicopter, pulang dia bikin beritanya dia yang siarin “hmm gila nh
orang” gitu.jadi apa yang aku inginkan, dikabulkan Tuhan. Jadi itu sebuah
pencapaian besar menurut saya.
Pewawancara :
Bagaimana agar bisa jadi penyiar?
Narasumber : Perlu belajar dan kerja keras. Kalau tidak, sama
saja mimpi di siang
Pewawancara :
Prestasi bapak paling tinggi ?
Narasumber : Prestasi
paling tinggi kalau sejauh ini ya di Indonesia. Jadi om itu udah lima kali
masuk nominasi Panasonic gobel award. Itu merupakan prestasi paling tinggi. Gak
semua orang bisa masuk. Diantara ratusan orang. Alhamdulillah selalu msuk tapi
gak pernah kepilih aduh kesian bangetya gue. Orang pintar sebegini gak kepilih
tapi om mensykuri aja kok.
Pewawancara :
Sampai kapan jadi penyiar?
Narasumber : Kalau
masih layak, om akan jalanin terus, kalo ini udah cita-cita om. Nah, selama om
masih dipercaya maka om akan menjaga kepercayaan itu. Udah ada lagi?
Pewawancara :
Cukup Om?
Narasumber : Ya
udah cuss kita keliling-keliling tempat kerja om.
Pewawancara :
Termakasih ya om.( Tamat )
wawanvaranya cukup bagus
BalasHapuskeren wawancara nya yg di wawancara jeremy teti good luck buat siswa siswi sman 35 jkt
BalasHapussukses buat tim jurnalis SMA 35 yang udah wawancara sama jeremy teti, semoga bisa mengikuti jejaknya.. amin:-)
BalasHapusnarasumbernya gaul ya :D sukses terus!
BalasHapussenang sekali bisa mewawancarai seorang Jeremy Teti dan bisa langsung ke studio Liputan6
BalasHapusnarasumber yg asyik!
BalasHapusasik ya wawancara jeremy teti
BalasHapusNARASUMBERNYA SANGAT MENARIK PERHATIAN! (EDY.S)
BalasHapusfotonya nibantuh.. jadi kurang nyaman bacanya
BalasHapusMerupakan pengalaman yang sangat menarik bisa berwawancara dengan om Jeremi Teti
BalasHapushebat banget wawancara ma penyiar jeremy teti
BalasHapusbingung mau komentar apa, bagus banget wawancaranya
BalasHapussangat menarik
BalasHapuswawancaranya keren
BalasHapusBanyak hikmahnya
BalasHapusnarasumbernya menarik (dwi rahmah)
BalasHapussangat interaktif (m.irsal)
BalasHapusseorang jeremy teti pun bisa diambil informasinya, sangat menarik
BalasHapusArtikel ini sangat berguna sekali untuk penyiar
BalasHapusBagus sekali bisa wawancara dengan penyiar seperti Jeremy Teti. (Banne Ginsana)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKeren bisa mewawancarai Jeremy Teti (ahmad luthfi)
BalasHapusMenarik. Jadi punya info lebih biar bisa seperti narasumber
BalasHapusnarasumbernya menarik
BalasHapusNarasumbernya unik wk
BalasHapussangat menarik dan mengesankan
BalasHapusJurnalis35 tak kalah bagus di bandingkan SMA lainnya. Salam SCTV (Farhan Algi K)
BalasHapusasiknya mewawancarai jeremy teti
BalasHapuspengalaman tak terlupakan (Astrid Wulandari H)
BalasHapusKeren bisa mewawancarai jurnalis terkenal jeremy teti
BalasHapussenang sekali bisa mewawancarai penyiar terkenal Jeremy Teti
BalasHapuskeren keren berkualitas
BalasHapusNarasumber yang asyik dan baik
BalasHapusnarasumber nya keren, hasil wawancaranya jg keren.
BalasHapusInteraktif dan berkualitas (Fatimayeza)
BalasHapussangat berkesan
BalasHapusBisa mewawancarai beliau sangat seru
BalasHapusNarasumber yang dibahas dalam wawancara ini cukup menarik perhatian dan layak untuk disimak
BalasHapusnarasumbernya keren! wawancaranya juga menarik
BalasHapusmenjadi penyiar tidak semudah yang dibayangkan.
BalasHapuskeren wawancara dengan reporter terkenal
BalasHapuskeren bisa wawancara dengan jeremy teti
BalasHapuskeren bisa mewawancari seorang penyiar yang asik
BalasHapusseorang narasumber yang sangat menginspirasi
BalasHapusnarasumber yang bagus dan memotivasi
BalasHapussangat memotivasi
BalasHapussangat menginspirasi
BalasHapushebat bisa mewawancarai seorang pembaca berika yang punya cirikhas dengan dialek yang unik
BalasHapusbagus nh wawancara nya
BalasHapusBangga bisa mewawancarai jeremi teti, semoga tim jurnalis SMAN 35 kedepannya bisa lebih maju lagi :) (Ayu Utami Wulandari)
BalasHapusmenginspirasi
BalasHapus